
Tabuhan Gamelan Sekaten

Sudah sejak pagi ratusan pengunjung memadati halaman Masjid Agung Surakarta. Mereka menantikan ditabuhnya Gamelan Sekaten (13/2), tanda dimulainya perayaan Sekaten. Dua perangkat gamelan itu ditempatkan di dua bangsal yang berbeda. Bangsal sebelah selatan tempat gamelan Kiai Guntur Madu, sedangkan bangsal sebelah utara tempat gamelan Kiai Guntur Sari.
Sembari menunggu ditabuhnya gamelan, pengunjung bisa menikmati sajian khas Solo sambil lesehan, antara lain nasi liwet, cabuk rambak, wedang ronde, dan lain sebagainya. Ada juga pedagang suvenir di tempat itu.
Setelah ditabuhnya gamelan, warga memperebutkan hiasan janur kuning, mereka pun harus berdesak-desakan untuk mendapatkannya. Ada kepercayaan bahwa janur kuning tersebut bisa mendatangkan berkah.Selain itu, ada juga pengunjung yang nginang atau mengunyah sirih. Tradisi nginang ini diyakini bisa membuat awet muda, saya sendiri baru kali ini mencoba nginang, rasanya pahit dan dan sedikit getir. Satu paket kinang yang dijual lima ratus rupiah ini terdiri dari daun sirih, injet (kapur), gambir, tembakau, dan bunga kanthil. Bunga kanthil itu untuk diselipkan di telinga, konon bila mendengarkan gamelan sambil menyematkan bunga kanthil di telinga bisa cepat dapat jodoh. Silakan mencoba, boleh percaya atau tidak.Perangkat gamelan Kiai Guntur Sari dan Kiai Guntur Madu akan dibunyikan hingga puncak perayaan Sekaten yakni keluarnya Gunungan Grebeg Maulud pada tanggal 20 Maret mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar