Balekambang
Selain keberadaan taman hutan kota dan taman air, Balekambang juga terkenal oleh keberadaan gedung pertunjukan Ketoprak-nya. Pada masa kejayaannya, sebelum era pertelevisian swasta, gedung pertunjukan Ketoprak selalu ramai penuh penonton. Mereka rela berdiri berdesakan jika tidak mendapatkan tempat duduk. Salah satu group yang dibesarkan gedung ketoprak ini adalah kelompok Srimulat Solo yang dipimpin oleh Bapak Teguh Almarhum.
Seiring berjalannya waktu pamor Taman Balekambang mulai meredup. Gedung ketoprak yang biasanya penuh mulai ditinggalkan oleh penontonnya yang lebih memilih menonton televisi di rumah. Taman air yang jernih berubah menjadi keruh dan tidak menarik. Pemerintah daerah saat itu, yang melihat keberadaan taman yang mulai ditinggalkan berusaha menarik perhatian pengunjung dengan menyewakan lahan yang ada pada pelaku dunia hiburan. Hasilnya di dalam taman muncul diskotik, panti pijat dan restoran yang mengakibatkan Taman Balekambang dikonotasikan secara negatif oleh masyarakat.
Saat ini (tahun 2008) Pemda Surakarta berusaha melakukan revitalisasi Taman Balekambang untuk dikembalikan ke kondisi semula setelah selama bertahun-tahun tenggelam dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Revitalisasi ini merupakan rencana pemda setempat untuk mengembalikan ruang terbuka publik dan menambah daerah resapan air. Sebuah rencana mulia yang wajib untuk didukung.
Saat ini, sekali lagi Taman Balekambang muncul menjadi hutan kota yang nyaman yang dilengkapi dengan tumbuhan langka berukuran besar, patung-patung, air mancur, amphi theater dan kursi taman berdesain unik. Dibutuhkan komitmen dari semua pihak, terutama pemda Solo dimasa mendatang untuk tetap menjaga dan melestarikan keberadaan taman ini. Peran serta masyarakat pun tidak kalah pentingnya untuk turut melindungi dan menjaga taman ini. Coretan-coretan yang dilakukan oleh warga masyarakat yang mengunjungi taman sudah mulai terlihat di beberapa tempat. Sangat disayangkan.
0 komentar:
Posting Komentar