About Solo

Istilah Solo Raya sebenarnya mengacu pada suatu wilayah yang dahulu dikenal dengan istilah Karesidenan Surakarta ( Eks karesidenan Surakarta ). Karesidenan adalah sebuah wilayah yang dipimpin oleh seorang residen pada masa penjajahan dulu. Dahulu ada Karesidenan Surakarta yang wilayahnya meliputi kota Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Wilayah Karesidenan ini serupa dengan wilayah Kerajaan Surakarta Hadiningrat. Keseluruhan wilayah ini menempati area seluas 5.722,38 km2.Istilah Solo raya memang diciptakan untuk menggantikan istilah Subosukawonosraten. Subosukowonosraten adalah singkatan dari wilayah-wilayah yang tergabung yaitu. surakarta,boyoali, sukoharjo, Karang Anyar, Wonogiri sragen. Klaten. Solo Raya memiliki Slogan Solo Spirit of Java. Dengan Slogan itu Solo raya ingin menegakkaan kembali semangat adi luhung budaya jawa dalam pembangunan wilayah.

Bengawan Solo

Bengawan Solo, Riwayatmu ini, Sedari dulu jadi…, Perhatian insani, Musim kemarau., Tak seberapa airmu, Dimusim hujan air.., Meluap sampai jauh, Mata airmu dari Solo, Terkurung gunung seribu, Air meluap sampai jauh, Dan akhirnya ke laut, Itu perahu, Riwayatnya dulu, Kaum pedagang selalu…, Naik itu perahu

Balekambang

Taman Balekambang dibangun oleh Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII pada tahun 1921 sebagai tanda cinta beliau kepada dua putri beliau. Itulah sebabnya pada awalnya taman ini dibagi menjadi dua area. Area pertama diberi nama Partini Tuin yang berarti Taman Partini. Partini adalah nama putri tertua Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII. Area kedua dinamakan Partinah Bosch yang berarti Taman Air Partinah. Seperti halnya Partini, Partinah juga adalah putri dari Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII. Kedua taman inilah yang dikemudian hari oleh masyarakat Solo lebih dikenal sebagai Taman Balekambang.

Selain keberadaan taman hutan kota dan taman air, Balekambang juga terkenal oleh keberadaan gedung pertunjukan Ketoprak-nya. Pada masa kejayaannya, sebelum era pertelevisian swasta, gedung pertunjukan Ketoprak selalu ramai penuh penonton. Mereka rela berdiri berdesakan jika tidak mendapatkan tempat duduk. Salah satu group yang dibesarkan gedung ketoprak ini adalah kelompok Srimulat Solo yang dipimpin oleh Bapak Teguh Almarhum.

Seiring berjalannya waktu pamor Taman Balekambang mulai meredup. Gedung ketoprak yang biasanya penuh mulai ditinggalkan oleh penontonnya yang lebih memilih menonton televisi di rumah. Taman air yang jernih berubah menjadi keruh dan tidak menarik. Pemerintah daerah saat itu, yang melihat keberadaan taman yang mulai ditinggalkan berusaha menarik perhatian pengunjung dengan menyewakan lahan yang ada pada pelaku dunia hiburan. Hasilnya di dalam taman muncul diskotik, panti pijat dan restoran yang mengakibatkan Taman Balekambang dikonotasikan secara negatif oleh masyarakat.

Saat ini (tahun 2008) Pemda Surakarta berusaha melakukan revitalisasi Taman Balekambang untuk dikembalikan ke kondisi semula setelah selama bertahun-tahun tenggelam dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Revitalisasi ini merupakan rencana pemda setempat untuk mengembalikan ruang terbuka publik dan menambah daerah resapan air. Sebuah rencana mulia yang wajib untuk didukung.

Saat ini, sekali lagi Taman Balekambang muncul menjadi hutan kota yang nyaman yang dilengkapi dengan tumbuhan langka berukuran besar, patung-patung, air mancur, amphi theater dan kursi taman berdesain unik. Dibutuhkan komitmen dari semua pihak, terutama pemda Solo dimasa mendatang untuk tetap menjaga dan melestarikan keberadaan taman ini. Peran serta masyarakat pun tidak kalah pentingnya untuk turut melindungi dan menjaga taman ini. Coretan-coretan yang dilakukan oleh warga masyarakat yang mengunjungi taman sudah mulai terlihat di beberapa tempat. Sangat disayangkan.



0 komentar:

Posting Komentar



 

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent