Kirab Pusaka
Kirab pusoko 1 Suro adalah prosesi kirab pusaka-pusaka sakral milik Kraton maupun Puro Mangkunegaran. Kirab dilakukan pada malam 1 Suro (tahun baru Jawa) atau tahun baru Islam, 1 Muharram.
Kirab di Puro Mangkunegaran biasanya mulai dilakukan pada jam 7 malam sampai selesai dengan cara berjalan kaki mengelilingi tembok Pura dengan tapa bisu (tidak mengeluarkan suara selama kirab).
Sedangkan kirab pusaka di Keraton Surakarta baru dimulai pada tengah malam sampai sekitar jam 3 dini hari, dengan rute melalui Alun-Alun Lor, Gladhag, Sangkrah, Pasar Kliwon, Gading, Gemblegan, Nonongan, Jl Slamet Riyadi dan kembali ke kraton melalui Gladhag dan Alun-Alun Lor dengan melalui jalur yang disebut Pradaksina (mengikuti arah jarum jam), dengan selalu menjaga posisi kraton berada di sebelah kanan pusaka yang dikirab.
Pusaka yang dikirab dibawa oleh sentono dalem (keluarga raja) dan abdi dalem yang terpercaya dan kuat secara fisik maupun spiritual karena pusaka tersebut dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang besar. Sebelum prosesi kirab dilakukan, pusaka-pusaka yang akan dikirab akan di-jamas (dibersihkan) terlebih dahulu. Selama pusaka dibawa keluar dari Dalem Ageng Probosuyoso, Susuhunan dan sentono dalem yang tidak ikut kirab akan melakukan sesi meditasi dan Tahajud di Kagungan Dalem Masjid Pudyosono.
Kirab 1 Suro di Kraton Kasunanan Surakarta dipimpin oleh sekelompok kebo bule yang disebut kebo Kyahi Slamet. Kebo Kyahi Slamet biasa hidup mengembara disekitar Solo, mereka akan datang ke Kemandungan Lor setiap perayaan kirab 1 Suro akan dimulai tanpa ada yang mengarahkan. Begitupun ketika memimpin kirab, kebo Kyahi Slamet berjalan tanpa ada yang mengarahkan.
0 komentar:
Posting Komentar